This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 30 November 2016

Puisi Halmahera

Halmahera seperti surga
Banyak orang memilih menua disana
Memilih disana karena indah
Memilih disana karena bahagia

Setiap pergi meninggalkan Halmahera
Membuat luka
Setiap pergi meninggalkan Halmahera
Dermaga tak kuat menahan sedih
Laut tak sanggup menahan duka yang dalam

Halmahera kau surga yang di cari
Di timur kami menanti berkarya mewujudkan mimpi
Dan tidak akan pergi

2
Hutan yang hijau melintas di tubuhmu
Laut yang mengelilimu begitu biru
Menghanyutkan pandangan mata
Melihat para nelayan melemparkan jala
Anak-anak negeri bermain bersama

Ada yang bilang tanah mu tak subur
Laut mu telah di cemari oleh limbah
Tumbuhan mu tak lagi segar

Tetapi tunggu..
Kau telah menghidupkan ratusan jiwa disana
Kau telah menjadi pesona yang indah
Disanalah burung bidadari hidup
Disanalah emas melimpah
Membuat nama-mu mendunia

Halmahera sampai kapanpun kau tetap halmahera
Halmahera yang sejahtera
Halmahera yang indah
Beribu pujian untuk hamahera

3
Halmahera memang bukan jawa
Yang padat 
Halmahera memang bukan sumatra
Yang besar pulaunya
Bukan juga kalimantan
Apa lagi sulawesi

Halmahera adalah cahaya
Cahaya untuk kehidupan
Cahaya untuk keabadian
Cahaya untuk perdamaian

Halmahera dari timur 
Selalu tersimpan dalam dada
Dan sampai kapanpun selalu ada

4
Halmahera 
Membacamu adalah doa
Selalu teringat dalam jiwa
Bukan sekedar kata
Agar terhindar dari dosa

Halmahera
Melintasmu adalah ibadah
Mengingatmu menjadi kasih
Meninggalkanmu kami sedih

Halmahera
Dari perutmu emas melimpah
Dari pulaumu kita sejahtera
Dari halmahera kita bisa
Dari Halmahera adalah kita

5
Itu halmahera
Yang rela di bagi oleh penguasa jadi lima
Tetapi tak pernah punah menjadi dusta

Itu halmahera
Yang rela emasnya di ambil
Tetapi tak pernah habis menjadi cerita

Itu halmahera
Yang rela di bakar 
Tetapi tak habis menjadi bara

Itu halmahera
Yang rela di gusur
Tetapi tak bisa habis menjadi dermaga

Itu halmahera
Iyah Halmahera yang selalu menjadi pandangan indah, menenangkan jiwa.

6
Anak-anak Halmahera
Pagi ceria cerita bersama
Cahaya sore bermain bersama
Tak kenal lelah mengejar mimpi
Tak bisa pergi saat bersama
Selalu bersama kemana-mana riang gembira saat bercanda

Anak-anak Halmahera
Walau sunyi tak menghalang
Gelap merana di anggap biasa
Di kelilingi hujan mereka gembira
Tanah yang subur bikin mereka suka

O..anak-anak Halmahera
Ayah petani ibu pedagang 
Menjadi takdir mereka
O..anak-anak Halmahera
Hidup di Halmahera mereka tak sukar
Selalu bisa mencari nafkah walau sendiri mereka bisa

7
Nak...
Sehebat apapun kau di luar sana
Ingatlah! Dari kampung kau berasal
Jangan lupa pulang Nak.

Nak...
Teman kecilmu merindukanmu, di kampung banyak kenangan, di kampung kau belajar tentang cinta, di kampung kau tahu tentang rindu.

Nak...
Kami izinkan kau ke kota untuk belajar, belajar untuk hidup agar esok kau tak sendiri. Belajar untuk kami agar hari esok kami bangga.

Nak...
Belajarlah yang baik
Agar kelak kami tak sedih
Agar keringat kami tidak pedih
Bagai luka yang di sembelih

Nak...
Disini kami rindu
Yang tak bisa dihitung waktu
Menanti pulangmu, tetap kami merindu

Nak...
Setelah ke kota nanti 
Simpanlah pesan ini dalam hati
Agar kau selalu di lindungi
Oleh alam dan sang ilahi

Nak...
Ingatlah.. kita adalah Halmahera
Pulau yang indah menebar 
Pergi meninggalkan halmahera
Selalu saja tak sabar untuk pulang

Nak...
Jangan lupa Halmahera

8
Halmahera tak pernah berdusta, Selalu jujur setiap berkata Itu sebabnya Halmahera selalu ada di dalam dada juga dalam jiwa

Halmahera memang indah, indah menebar
Tempat menyendiri bagi orang-orang yang meresa sepi. Tempat yang halal bagi orang-orang yang ingin menulis puisi

Bahagia rasanya memiliki Halmahera karena tenang dan nyaman, ke Halmahera sekedar meracik kopi atau membayar rindu memang luar biasa
Pulau yang indah bagai surga dunia yang ada di depan mata, sekali kejap bisa mengubah suasana

Halmahera memang bukan tempat Romeo dan juliet merekam kisah cinta mareka, tetapi Halmahera menjadi saksi juga menjadi taman bunga yang indah bagi Sandora dan Muksin mengukir sejarah cinta.

Kebijakan dan Anggaran Kesehatan Sakit

Kesehatan adalah suatu kondisi yang jauh dari kesakitan, penyakit, dan kematian”. Prof. DR. Dr. H. Rusli Ngatimin, M.PH

Berangkat dari teori kesehatan yang di pinjam dalam sebuah buku Ilmu dan Seni karangan Rusli Ngatimin dan juga didukung oleh: “Kehadiran Undang-Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sebagai payung hukum, jelas memiliki nilai sangat urgen bagi masyarakat yang mendambakan keadilan di bidang Kesehatan. Keberadaan beleid ini menjadi landasan seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan arti pentingnya kesehatan. Undang-Undang Nomor 36/2009 ini merupakan pengganti dari UU Nomor 23 Tahun 1992 yang sudah bertahan untuk diaplikasikan di lapangan selama 17 tahun.  Tentu saja, pembaharuan-pembaharuan pun dilakukan di sana-sini. Apalagi, kini masyarakat kian cerdas, yang bisa melihat kenyataan kesehatan sekarang maka substansi atau isi undang-undang tersebut akan disikapi secara krisis oleh masyarakat demi kebutuhan kesehatan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri”. (baca: Undang-Undang R.I tentang kesehatan). 
Kesehatan tidak membutuhkan banyak teori untuk membuat masyarakat yang sakit harus sehat dan yang sehat tetap sehat, kesehatan juga di dukung oleh beberapa faktor yakni: lingkungan, perilaku, politik, ekonomi, pelayanan kesehatan, keturunan, anggaran, dan kebijakan. Apa bila tidak di dukung oleh beberapa faktor yang telah tercatat di atas maka jangan bermimpi untuk menyehatkan masyarakat Indonesia secara keseluruhan, lihat saja beberapa program pemerintah dari orde ke orde bahkan masa ke masa tak tercapai seperti yang di harapkan bersama, hanya beberapa persen saja. 
Kita tahu bersama bahwa: setiap kali pengesahan APBN dan APBD. Sektor kesehatan tak pernah ketinggalan untuk di alokasikan anggaran, bahkan anggarannya cukup melangit, akan tetapi setiap tahun selalu saja bangsa Indonesia mengalami masalah dari sektor kesehatan bahkan itu meningkat setiap tahun. Padahal Undang-Undang kesehatan di Indonesia selalu di revisi. “Indonesia telah memiliki sistem kesehatan sejak 1982 melalui sistem kesehatan Nasional. Dikenal dengan nama sistem kesehatan Nasional (SKN), yang di tetapkan dengan keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 sebagai pengganti SKN Tahun 1982 yang sudah tidak relevan akibat perubahan iklim politik di Indonesia”. (baca: Sistem Kesehatan, Wiku Adisasmito). 
Kebijakan dan anggaran menjadi acuhan terjadinya masalah kesehatan di Indonesia dari pusat ke daerah-daerah bahkan ke pedesaan. Mengapa tidak? Anggaran kesehatan yang di alokasikan lewat APBN ke propinsi sebanyak 20% ternyata semuanya tidak  masuk  secara keseluruhan dalam kas propinsi. Ini menandakan bahwa pemerintah tidak serius dalam menangani masalah kesehatan, bisa jadi pemerintah mengalami sakit secara mental yang mengakibatkan jiwa mereka terganggu (sakit jiwa). Akibat dari tingkat keseriusan pemerintah dalam melihat masalah kesehatan masih terlalu rendah. 
Dalam kajian kesehatan disebut dengan Anatomi: struktur tubuh manusia tersusun rapi, jika ada salah satu tubuh manusia yang cacat akan mempengaruhi kondisi tubuh manusia yang lain. Lihat saja akhir-akhir ini media cetak harian Maluku Utara sering kali memberitakan masalah kesehatan yang terjadi di Maluku Utara dari yang gizi buruk, sakit jiwa, dan HIV/AIDS, dan itu tak membutuhkan waktu lama untuk meningkat, seharusnya ini menjadi cerminan kita semua untuk melihat realitas kesehatan yang terjadi sekarang di propinsi yang kita cintai bersama ini. 
Tak seharusnya kita selalu menyalahkan kebijakan pemerintah, karena kebijakan pemerintah sifatnya relatif bukan mutlak. Namun ini sudah menjadi tanggung jawab pemerintah setempat untuk menangani masalah kesehatan dalam hal kebijakan dan anggaran karena sesuai dengan tupoksi mereka yang masuk sistem. Tidak mungkin kita menyalahkan masyarakat di balik carut-marut masalah kesehatan daerah ini, masyarakat hanyalah penanggung akibat dari kebijakan yang di lakukan oleh pemerintah. Bukankah begitu? 
Sudah saatnya kita bersama-sama untuk mengatasi masalah kesehatan di propinsi Maluku Utara, dari pemerintah mengawal anggaran kesehatan agar tidak salah di gunakan dan  disalurkan, dan masyarakat menjaga kondisi lingkungan setempat guna melestarikan budaya hidup sehat, menjaga kondisi sehat tetap sehat dan bila perlu selalu sehat. Memacu pada undang-undang rebublik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 pasal 1: Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 
Penyelenggaraan upaya kesehatan kurang menyeluruh, tidak terpadu dan belum berkelanjutan. Pelaksanaan rujukan kesehatan dan medis belum efektif. Bahkan terdapat kecenderungan terjadinya disintegrasi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Peran pemerintah dan masyarakat dalam pengelenggaraan upaya kesehatan belum optimal. Pembagian tugas dan tanggung jawab pengelenggaraan upaya masyarakat dan upaya kesehatan perorangan belum jelas. Mutu, pemerataan dan keterjangkauan upaya kesehatan masih belum optimal. Perhatian pada masyarakat miskin, rendah, dan berisiko tinggi masih terbatas. 
Bagaimana jadinya ketika propinsi yang memiliki puluhan pulau ini hanya mengandalkan dokter yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan juta-an masyarakat Maluku Utara, di tambah lagi kurangnya tenaga medis pada dataran pedesaan. Ini semua tidak menjamin efektif-nya pelayanan kesehatan di Propinsi Maluku Utara. Tidak bisa di bayangkan apa bila ini terus-menerus berjalan seperti sekarang, maka 5 atau 10 tahun ke-depan bisa jadi Maluku Utara akan manjadi Propinsi ter-sakit urutan pertama di Indonesia. Semoga kita semua sadar akan pentingnya kesehatan untuk keberlangsungan hidup. Salam Sehat (*).

Topo

Topo
Aku rindu Topo yang dulu
Yang mungkin termakan waktu berlalu
Atau bagi kalian itu hanya angin lalu
Tetap saja aku rindu Topo yang dulu

Topo
Dalam rantau aku selalu rindu tempo dolo
Rindu waktu bunyi dolo-dolo
Rindu kalo kerja maku somo
Biar di rantau anak Topo yo maku waro

Topo
Mari maku fato
Agar tetap ingat orang tua na borero
Agar selalu rindu kampung Topo
Biar bahagia tetap mau pulang di Topo

Topo
Maku gosa jira ifa
Agar anak-cucu tak tanggung dosa
Biar hidup sejahtera dan selalu bahagia
Biar hidup tak selalu penuh dusta

Topo
Selalu teringat dalam jiwa
Biar jauh pergi kemana-mana
Selalu, Topo ada di dalam dada
Lupa ifa gosimo na dodia
Selipkan selalu dalam doa

Tidore, 13 September 2016 || Faisal Opo Anwar

Selasa, 29 November 2016

Mengenang Alm. Papa

Sore tadi senja sudah beranjak pulang saya masih duduk mendengar sambil berdiskusi dengan sahabat karib Alm. Papa, Abubakar Marsaoly namanya. Memulai ceritanya Om Bakar sapaan akrabnya Abubakar Marsaoly menjelaskan saat kuliah waktu itu beliau bersama Alm. Papa beranjak memasuki semester 6 di salah satu kampus di Kota Ternate saat yang bersamaan musim kemarau panjang terjadi yang mengakibatkan Pala dan Cengkih di kebun beliau dan Alm. Papa semuanya mati.

Karena merasa tak lagi mampu melanjutkan studi perkuliahan karena faktor matinya Pala dan Cengkih yang menjadi sumber pendapaan bulanan saat itu. Beliau dan Alm. Papa memilih pulang ke kampung halaman untuk kerja listrik memasang lampu di setiap perumahan di Kota Tidore, sambil kerja memasang lampu keduanya lantas memberanikan diri untuk merantau ke Timor Leste mencari pekerjaan yang lebih baik, setelah yakin dengan keputusan itu seorang teman kecil Yakub Hasan bersedia mengikuti keduanya menumpangi sebuah kapal untuk berlayar ke Ambon dengan waktu semingggu untuk sampai di kota Ambon.

Dengan bermodal tas rangsel yang berisi sagu dan ikan yang telah di jemur keduanya melanjutkan perjalanan ke Timor Leste tempat tujuan mereka. Sesampainya Alm. Papa dan kedua teman karibnya bertemu dengan seorang pejabat asal Halmahera Barat yakni Raja Baikole nama yang dinamakan oleh masyarakat setempat, Raja Baikole yang waktu itu menjabat kepala kantor perpustakaan Timor Leste bersedia menempatkan rumahnya untuk Alm. Papa dan kedua rekannya menginap untuk sementara waktu sampai ketiganya mendapatkan pekerjaan.

Setelah hampir 1 tahun mencurahkan keringat semangat juang mereka Raja Baikole memberikan informasi yang sangat baik untuk Alm. Papa dan Abubakar Marsaoli menjadi pegawai honor di Kantor beliau, menjadi honorer di kantor perpustakaan setelah 4 bulan SK mengangkatan menjadi PNS di Timor Leste keluar walaupun masih 80% Alm. Papa dan Om Bakar sangat berterima kasih dan sangat bahagia dengan gaji yang sebulan hanya 44. 400 per-bulan dan hanya bisa di ambil dalam waktu 1 tahun tak membuat Papa dan Om Bakar mengeluh dan bahkan membuka separuh gajinya untuk dikirim ke orang tua masing-masing.

Al-Fatihah untuk Papa tercinta. Semoga papa mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT dan di ampuni segala dosa, kesalahan, dan kehilafan Papa. Amin. Allahuma Amin.

Anak Halmahera dan Masa depan

Nak...
Sehebat apapun kau di luar sana
Ingatlah! Dari kampung kau berasal
Jangan lupa pulang Nak

Nak...
Teman kecilmu merindukanmu, di kampung banyak kenangan, di kampung kau belajar tentang cinta, di kampung kau tahu tentang rindu

Nak...
Kami izinkan kau ke kota untuk belajar, belajar untuk hidup agar esok kau tak sendiri. Belajar untuk kami agar hari esok kami bangga

Nak...
Belajarlah yang baik
Agar kelak kami tak sedih
Agar keringat kami tidak pedih
Bagai luka yang di sembelih

Nak...
Disini kami rindu
Yang tak bisa dihitung waktu
Menanti pulangmu, tetap kami merindu

Nak...
Setelah ke kota nanti
Simpanlah pesan ini dalam hati
Agar kau selalu di lindungi
Oleh alam dan sang ilahi

Nak...
Ingatlah.. kita adalah Halmahera
Pulau yang indah menebar
Pergi meninggalkan halmahera
Selalu saja tak sabar untuk pulang
Pulang karena rindu
Pulang karena ibu

Nak...
Jangan lupa Halmahera
Selalu selipkan dalam doa

Tidore  2 Agustus 2016

Gadis Desa

sumber foto: jalamalut.com | Indra Talip
Gadis ujung desa. Penebar pesona yang tak terhingga. Bisakah ku minta kau kembali mengukir cerita?
Bolehlah kau mengukur cinta yang tak berujung bagai kasih sayang seorang ibu? Ataukah kau hapus saja semua yang pernah kita bicara.

Gadis ujung desa. Setelah kau bersedia keluar rumah. Sebelum keluar kau pamit pada mama dan papa, tak jauh kau keluar. Hanya duduk di depan rumah, membagi cerita canda, sambil tertawa. Suasana jadi berubah saat ku tatap sekejap saja bola mata mu yang tak banyak orang miliki. Tiba-tiba kita terdiam seketika, suasana ceria jadi redup.

Siapa bilang gadis desa tak secantik Siti Nurbaya, Manohara atau gadis sekelas Jakarta? Itu hanya cerita belaka. Nyatanya kau mirip Juwita yang di maksud dalam syair puisinya Rendra.

Waktu punya kesaktian paling hebat, jarak pun punya keteguhan yang tak mampu kita elak. Keduanya tak lantas membuatku benci pada keadaan yang mampu memisahkan kita pada dimensi rasa yang semacam ini.

Faisal Opo Anwar | Awal Oktober 2016

November bukan Nopember

Sumber foto jalamalut.com. Ilustrasi Faris Bobero
Manusia punya batas kesabaran juga punya banyak kesalahan. Saling mengingatkan kita semua adalah manusia yang sudah tentu punya kesalahan pada masa lalu, jadikan itu sebagai spirit untuk membenahi diri masing-masing. Teringat semua kalimat: " Gajah di depan mata tak terlihat. Tetapi, Semut di seberang bisa terlihat".

Jangan hanya mampu menilai hidup orang lain, jika kita sendiri saja tidak mampu menilai diri sendiri. Renungkanlah! Kadang kita terlalu pandai menunjukkan kehebatan kita, namun tak pernah menyadari kekurangan kita. "Hablun minallah, Hablun minannau. Hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia.

Jagalah hubungan antara manusia dengan manusia lainnya sudah menjadi suatu kewajiban. Jangan berbangga diri jika manusia pada umumnya punya kesalahan dan tak pernah sempurna, semuanya sama dimata Tuhan. Yang di takutkan jangan sampai mendeklarasikan bahwa; kamilah pemilik sah kata "Kun Faya Kun". Mari, membenah diri.

Setinggi apakah kepintaran dan kecerdesan kita? Sehingga kita merendahkan manusia yang lainnya? Jangan sampai kita tergolong orang-orang yang sombong, karena selalu membanggakan apa yang menjadi kelebihan kita sehingga kekurangan kita, kita lemparkan kepada orang lain?    
                  
November bukan Nopember
Aku menyelimuti tubuh yang sedang rindu dengan secangkir kopi. Bulan ini konon adalah mitos kebahagiaan yang menggugah

November bukan Nopember
Aku menyeduhkan diri yang sedang gelisah pada hati yang resah. Maafkan aku yang sering memuja dan memuji dengan puisi. Sebab aku menyakini bahwa sesungguhnya puisi adalah irama yang mengantarkan kita pada kedewasaan diri.

November bukan Nopember
Menjadi pasangan yang tidak mengikuti kisah cinta Romeo-Juliet yang sering di ceritakan orang pada malam Valentine Februari. Aku menginginkan kita berpihak pada cara yang kita akui bersama secara seksama, walau kita belum sempat berduaan di taman bunga yang indah menebar pesona.

November bukan Nopember
Ku niatkan hati ini memilih dirimu bukan sekedar menjadi bingkai dalam diary ataupun foto dinding nanti, tetapi ku inginkan namamu yang aku sebut dalam setiap ku panjatkan doa.

November bukan Nopember
Terima kasih telah bersedia membagikan ceria. Kelak ketika aku tidak tahu cara untuk membahagiakanmu maka ajarilah, ketika nanti aku salah maka bicaralah, dan ketika aku gagal maka sudahi saja. Karena aku mencintaimu dengan caraku sendiri tak pernah ku jiblak dan copas dalam novel cinta terlaris dan bagiku membahagiakanmu adalah bagian dari membagi.

Catatan Haul Nuku untuk Wakil Walikota Tidore

Kegiatan Haul Sultan Nuku ke-211 yang diselenggarakan oleh Garda Nuku membuat Wakil Walikota Tidore tersinggung dan seolah-olah berkoar dengan semangat. Ini semacam peristiwa langkah yang tidak baik di dengar, sebagai seorang wakil walikota seharusnya memberikan apresiasi setinggi-tinggi kepada anak-anak muda Tidore yang menyelenggaran kegiatan ini, bukan berarti tersinggung atas himbauan pihak kesultanan kepada seluruh mesjid yang ada di kota Tidore untuk menaikkan bendera setengah tiang, bertepatan dengan Hari kematian Sultan Nuku. Garda Nuku menganggap ini adalah persembahan kepada Sultan Nuku sebagai seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan Nasional satu-satunya di Moloku Kie Raha.

Kegiatan ini juga mendapatkan respon baik dari Sultan Tidore H. Husain Syah. Paska pengukuhan di Kadaton Tidore. Sultan memberikan pesan kepada seluruh pengurus Garda Nuku agar selalu berada di jalan yang benar dan mengutamakan kepentingan organisasi. Di saat pelantikan pengurus Garda Nuku Sultan Tidore juga menyampaikan bahwa; kegiatan ini jika di selenggarakan oleh pihak kesultanan maka akan di pusatkan pada kota Tidore, namun kegiatan ini diselenggarakan oleh anak-anak muda Tidore yang berada di Ternate, mereka mempunyai kesadaran yang tinggi dan menghargai jasa sang pejuang Sultan Nuku sehingga kegiatan ini terselenggaran Ternate. (Kutipan Pidato Sultan Tidore).

Polemik setelah kegiatan ini selesai justru datang dari berbagai masyarakat Tidore yang mempersoalkan tempat kegiatannya, mereka seakan terlena bahkan tidak henti-hentinya mempermasalahkan lokasi kegiatan. Apakah lokasi kegiatan itu penting sehingga dua hari ini selalu mencuat di media sosial (Medsos)? Mengapa mereka tidak bertanya tujuan kegiatannya? dampaknya untuk Tidore apa? Dan bagaimana selanjutnya kegiatan ini kedepan?

Padahal jika dilihat masalah yang ada sekarang di kota Tidore adalah masalah yang sangat krusial. DAK dan DAU kota Tidore mengalami penurunan sengat dratis, seharusnya ini yang dibicarakan dan dipersoalkan untuk kemajuan daerah, duduk dan diskusikan mencari jalan keluar bukan mengomentari hajatan Garda Nuku. Wakil walikota harusnya lebih bijaksana dalam menanggapi persoalan ini, bukan ikut meramaikan persoalan tempat kegiatan Haul Sultan Nuku, Wakil Walikota pasti masih ingat kegiatan Festival Maitara adalah kegiatan yang di mulai dari Garda Nuku dan kemudian pemkot Tidore menjadikan ini agenda tahunan.

Wakil walikota seharusnya memikirkan kedepan kegiatan Haul Sultan Nuku ini dapat diselenggaran berkat kerja sama antara pemkot Tidore dan Garda Nuku. Sikap ketersinggungan Wawali ini seakan menunjukkan sikap kekanak-kanakan kepada seluruh masyarakat Moloku Kie Raha dan kesultanan Tidore terkait kegiatan ini.

Bukankah himbauan dari pihak kesultanan itu bentuk dari kesultanan Tidore sangat menghargai pahlawan Nasional dari Moloku Kie Raha yakni Sultan Nuku yang tidak kalah dengan pahlawan-pahlawan Nasional lainnya. Waktu Tidore masih menjadi ibu kota dari Halmahera Tengah dan setelah di mekarkan, pemerintah setempat tidak pernah melakukan kegiatan yang mengingatkan kita kepada jasa seorang Sultan Nuku. Ini bukti bahwa pihak pemerintah kota Tidore bisa di bilang acuh tahu terhadap sejarahnya sendiri.