Selasa, 29 November 2016

Mengenang Alm. Papa

Sore tadi senja sudah beranjak pulang saya masih duduk mendengar sambil berdiskusi dengan sahabat karib Alm. Papa, Abubakar Marsaoly namanya. Memulai ceritanya Om Bakar sapaan akrabnya Abubakar Marsaoly menjelaskan saat kuliah waktu itu beliau bersama Alm. Papa beranjak memasuki semester 6 di salah satu kampus di Kota Ternate saat yang bersamaan musim kemarau panjang terjadi yang mengakibatkan Pala dan Cengkih di kebun beliau dan Alm. Papa semuanya mati.

Karena merasa tak lagi mampu melanjutkan studi perkuliahan karena faktor matinya Pala dan Cengkih yang menjadi sumber pendapaan bulanan saat itu. Beliau dan Alm. Papa memilih pulang ke kampung halaman untuk kerja listrik memasang lampu di setiap perumahan di Kota Tidore, sambil kerja memasang lampu keduanya lantas memberanikan diri untuk merantau ke Timor Leste mencari pekerjaan yang lebih baik, setelah yakin dengan keputusan itu seorang teman kecil Yakub Hasan bersedia mengikuti keduanya menumpangi sebuah kapal untuk berlayar ke Ambon dengan waktu semingggu untuk sampai di kota Ambon.

Dengan bermodal tas rangsel yang berisi sagu dan ikan yang telah di jemur keduanya melanjutkan perjalanan ke Timor Leste tempat tujuan mereka. Sesampainya Alm. Papa dan kedua teman karibnya bertemu dengan seorang pejabat asal Halmahera Barat yakni Raja Baikole nama yang dinamakan oleh masyarakat setempat, Raja Baikole yang waktu itu menjabat kepala kantor perpustakaan Timor Leste bersedia menempatkan rumahnya untuk Alm. Papa dan kedua rekannya menginap untuk sementara waktu sampai ketiganya mendapatkan pekerjaan.

Setelah hampir 1 tahun mencurahkan keringat semangat juang mereka Raja Baikole memberikan informasi yang sangat baik untuk Alm. Papa dan Abubakar Marsaoli menjadi pegawai honor di Kantor beliau, menjadi honorer di kantor perpustakaan setelah 4 bulan SK mengangkatan menjadi PNS di Timor Leste keluar walaupun masih 80% Alm. Papa dan Om Bakar sangat berterima kasih dan sangat bahagia dengan gaji yang sebulan hanya 44. 400 per-bulan dan hanya bisa di ambil dalam waktu 1 tahun tak membuat Papa dan Om Bakar mengeluh dan bahkan membuka separuh gajinya untuk dikirim ke orang tua masing-masing.

Al-Fatihah untuk Papa tercinta. Semoga papa mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT dan di ampuni segala dosa, kesalahan, dan kehilafan Papa. Amin. Allahuma Amin.

1 komentar: